LAZISWahdah.com - Hikmah ini tentu tidak menghilangkan kesedihan kami yang mendalam terhadap duka Selayar, duka dari 29 keluarga korban meninggal dunia, duka dari korban dan keluarga korban yang saat ini dirawat di RS. Duka dari hilangnya harta ratusan juta hingga milyaran rupiah. Namun duka dan kesedihan yang mendalam ini juga tidak mengurangi keyakinan kami bahwa tenggelamnya KM Lestari Maju kemarin, Selasa 3 Juli 2018 telah ditetapkan oleh Allah lima puluh ribu tahun sebelum Allah menciptakan langit dan bumi.
كَتَبَ اللهُ مَقَادِيْرَ الْخَلاَئِقِ قَبْلَ أَنْ يَخُلُقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ بِخَمْسِيْنَ أَلْفَ سَنَةٍ وَعَرْشُه عَلَى الْمَاء
” Allah telah menulis takdir makhlukNya lima puluh ribu tahun sebelum Allah menciptakan langit dan bumi. Dan, arys (singgasananya) Allah di atas air. “.
Hikmah pertama dan utama tentunya agar ini menjadi pembelajaran dan motivasi untuk selalu berbekal diri dengan ibadah dan kebaikan sebelum datangnya kematian yang terkadang datang dengan tidak disangka-sangka.
Paginya om kami masih tersenyum tapi sorenya beliau telah menjadi mayat, begitu pula dengan 28 korban meninggal dunia yang lainnya.
Sebenarnya mertua kami mengajak anak ketiga kami Luthfi Mufid yang usianya baru 5 tahunan untuk ikut berlayar ke Selayar dan anak kami pun sangat ingin ikut bersama neneknya. Tapi karena kami tidak ingin merepotkan mertua maka kami minta agar beliau tidak membawanya.
Hikmah ini begitu terasa saat kami mendapatkan informasi bahwa mertua saat di tengah laut sudah tidak sadar. Beliau baru betul-betul kembali tersadar saat beliau telah sampai di darat.
Hikmah ini semakin terasa lagi saat kami tahu bahwa anak dari ipar laki-laki kami sempat terlepas dari tangannya dan tenggelam saat perahu kecil penyelamat yang ditumpanginya terbalik, tapi alhamdulillah dengan kemampuan ipar kami berenang dan menyelam akhirnya bisa kembali menolong anaknya.
Sumber : FB Ustadz Incah Jaya (Ketua DPD Wahdah Islamiyah Selayar)